Malam di Cikasur sangat dingin. Padahal landai yang kami pilih untuk membangun tenda adalah landai yang dikelilingi lembah setinggi 12 meter. Dulu teman pernah bilang jika tidur di landai yang berbentuk jurang mangkuk, maka angin akan berkeliling ke dalam mangkuk dan membuat hawa semakin dingin, namun jika kami memilih membangun tenda diatas lembah, maka angin akan lebih kencang. Selain itu, tenda kami dekat sungai sehingga dinginnya udara dapat diserap oleh air. Beberapa kali secara bergantian kami terbangun karena udara dingin membuat tidak nyaman tidur pulas.
Sandal dan barang-barang yang membeku. |
Kami memeriksa logistik dalam tas dan menemukan tidak hanya minyak dan mentega yang beku tetapi juga sirup obat-obatan dan air mineral serta minuman yang kami masak malam sebelumnya. Sangat menyesal, seharusnya kemaren malam masak besar dan masak sup sekalian kalian paginya langsung bisa dihangatkan tanpa takut basi, karena ada kulkas alami.
Air Minum Juga Ikut Membeku |
Foto CIkasur yang saya dapat dari http://www.pecintaalam.net/gunung-argopuro |
Saya teringat, dalam perjalanan menuju Cikasur, kami berselisih jalan dengan 3 perempuan yang masing-masing membawa 1 karung besar arnong. Sementara saat kami sampai di Cikasur, arnong masih saja ada di sepanjang aliran Cikasur. Saya mengambil 4 genggam dan memberikan kepada Grandong yang memasak, sambil saya berjemur setelah mandi.
Rencana hari ini kami akan menuju Cisentor tempat jalan masuk menaiki puncak Rengganis. Matahari masih tidak mau membiarkan perjalanan sendirian.
Diatas lembah bisa dilihat runtuhan bangunan semen bekas bandar udara koloni Jepang.
indah baanget ya jeng.. suatu hari aku harus kesana. Merasakan dipeluk kabut lalu menemui es di pagi hari
BalasHapusHarus. Harus dijadwalkan karena ini pegunungan di Jawa yang tracknya panjang.
Hapus