Di
tengah perbincangan dia mengetik:
“Di
yk kayaknya enjoy banget?”
“Seneng
ya disana?”
Tentu
dua bentuk kalimat tanya diatas sebenarnya adalah kalimat berita. Kalimat yang hanya bisa direspon dengan “Ya”
atau “Tidak.
Tapi
untuk menguraikan maksud dia, maka saya membalas pertanyaan tersebut:
“Happiness
is a state of mind”
Begitu
kutipan favvorit saya dari HHDL (His Hilliness Dalai Lama).
Kemudian
teman saya membalas dengan 2 emotikon senyum dan berkata:
“Jadi
state of mind mu happy, gitu ya?”
Sebenarnya
saya panik dengan respon diatas, tapi kemudian setelah memberi jeda saya
membalas:
“My
state of mind create happiness.”
Sengaja
tidak saya beri emotikon agar penafsiran dari kata tersebut tidak mengarah pada
emosi tertentu. Tidak lama teman saya bertanya lagi.
“State
of mind itu gimana bikinnya?”
Pada
pertanyaan ini, saya sudah merasa bahwa tugas saya menjawab selesai. Karena
beberapa pernyataan dan jawaban dari kami sebenarnya adalah pembicaraan yang
sudah mengerucut sejak awal jawaban dari kutipan Dalai Lama. Saya hanya memberi
penegasan dengan menjawab:
“Create”
Dia memberi respon singkat.
“Oooooh
I see”
entah
pertanda apa?
Kami
menutup pembicaraan kemudian.
Sebenarnya
jika pertanyaannya benar-benar ingin mengetahui perasaan saya, seperti
misalkan:
“Apakah
kamu bahagia di sana?”
Mungkin
saya akan bingung menjawabnya. Namun pertanyaan awal diatas sebenarnya adalah
refleksi dari mempertanyakan keadaan diri sendiri. Pertanyaan itu sebenarnya
menyakiti kami berdua.
Menyakiti
penanya:
Karena
asumsi penanya tidak fokus pada capaian diri sendiri, alih-alih sibuk melihat
capaian dari orang lain. Itu sebabnya memberi apresiasi pada diri sendiri
dengan keadaan sunyi sangat penting untuk menjaga emosi dan mempertahankan sifat-sifat
baik.
Menyakiti
tertanya:
Karena
saya tidak bangun tidur kemudian mendadak happy. Seperti yang saya kutip
“Happiness is a state of mine”. Bahwa kebahagiaan itu dinegosiasikan dengan
diri sendiri di tengah kekacauan yang terjadi diluar diri sendiri.
Apakah
saya bahagia?
Mungkin
sama seperti semua orang, “Saya mencoba untuk menjadi bahagia.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar