Laman

Senin, 13 Mei 2013

Tuhan Tahu Tapi Dia Tertawa

Kami teman lama yang bertemu lagi di chat-room. Memang banyak cerita dia yang saya tidak ikuti dan begitu pula sebaliknya. Kalo ada sesuatu yang selalu salah tapi tidak bisa disalahkan, mungkin itu waktu dan jarak. Dua hal kembar yang selalu jadi cerminan manusia.
Di tengah perbincangan dia mengetik:
“Di yk kayaknya enjoy banget?”
“Seneng ya disana?”

Tentu dua bentuk kalimat tanya diatas sebenarnya adalah kalimat berita.  Kalimat yang hanya bisa direspon dengan “Ya” atau “Tidak.

Tapi untuk menguraikan maksud dia, maka saya membalas pertanyaan tersebut:

“Happiness is a state of mind”

Begitu kutipan favvorit saya dari HHDL (His Hilliness Dalai Lama).
Kemudian teman saya membalas dengan 2 emotikon senyum dan berkata:

“Jadi state of mind mu happy, gitu ya?”

Sebenarnya saya panik dengan respon diatas, tapi kemudian setelah memberi jeda saya membalas:

“My state of mind create happiness.”

Sengaja tidak saya beri emotikon agar penafsiran dari kata tersebut tidak mengarah pada emosi tertentu. Tidak lama teman saya bertanya lagi.

“State of mind itu gimana bikinnya?”

Pada pertanyaan ini, saya sudah merasa bahwa tugas saya menjawab selesai. Karena beberapa pernyataan dan jawaban dari kami sebenarnya adalah pembicaraan yang sudah mengerucut sejak awal jawaban dari kutipan Dalai Lama. Saya hanya memberi penegasan dengan menjawab:

“Create”
Dia memberi respon singkat.

“Oooooh I see”
entah pertanda apa?

Kami menutup pembicaraan kemudian.

Sebenarnya jika pertanyaannya benar-benar ingin mengetahui perasaan saya, seperti misalkan:

“Apakah kamu bahagia di sana?”

Mungkin saya akan bingung menjawabnya. Namun pertanyaan awal diatas sebenarnya adalah refleksi dari mempertanyakan keadaan diri sendiri. Pertanyaan itu sebenarnya menyakiti kami berdua.

Menyakiti penanya:
Karena asumsi penanya tidak fokus pada capaian diri sendiri, alih-alih sibuk melihat capaian dari orang lain. Itu sebabnya memberi apresiasi pada diri sendiri dengan keadaan sunyi sangat penting untuk menjaga emosi dan mempertahankan sifat-sifat baik.

Menyakiti tertanya:
Karena saya tidak bangun tidur kemudian mendadak happy. Seperti yang saya kutip “Happiness is a state of mine”. Bahwa kebahagiaan itu dinegosiasikan dengan diri sendiri di tengah kekacauan yang terjadi diluar diri sendiri.

Apakah saya bahagia?

Mungkin sama seperti semua orang, “Saya mencoba untuk menjadi bahagia.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar